Header Kanan

Di Balik Perayaan April Mop

Di Balik Perayaan “April Mop”

Di balik perayaan april mop (ditinjau dari sisi agama islam)
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على رسوله على رسوله محمد وعلى آله وآصحابه أجمعين

   April Mop (The April’s Fool Day) merupakan salah satu peringatan atau perayaan umat kristen pada setiap 1 April di mana pada hari ini setiap orang dibolehkan dan dibenarkan untuk berdusta. Walaupun April Mop tidak atau belum semeriah Valentine’s Day, perayaan ini sudah mulai berkembang dari tahun ke tahun.
   Lalu, bagaimanakah kedudukan sebenarnya hari April Mop dalam tinjauan syar’i (Islam)? Maka pada kesempatan mulia ini akan kita jelaskan secara ringkas bahaya dan malapetaka yang dibawa oleh perayaan ini. Wallahul Musta’an.
   
Sejarah April Mop
   Untuk sejarah ini banyak sekali versi yang disebutkan dalam beberapa tulisan. Di antara yang masyhur di kalangan kaum muslimin bahwasannya April Mop merupakan perayaan dalam rangka mengenang kemenangan-kemenangan Nasrani (tentara salibis) atas kaum muslimin di Spanyol. Secara ringkas, kejadian ini terjadi pada tahun 1487 M yang bertepatan dengan 892 H di mana terjadi penipuan besar-besaran terhadap penduduk Granada, Spanyol, yang mengakibatkan tewasnya ribuan kaum muslim di Granada karena penipuan dan kebohongan yang dibuat-buat oleh pasukan silibis.
   Perlu diingat bahwa kisah ini masih butuh penelitian ulang dan rujukan yang dapat dipegang. Namun, perlu diingat juga bahwa perkara yang telah masyhur di antara kaum muslimin dan ini diaminkan oleh dalil-dalil syar’i tentang kedengkian dan kebencian yang tertanam pada musuh-musuh Islam (orang kafir) terhadap agama dan umat ini. Allah berfirman:
وَلَن تَرْضٰى عَنكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصٰرٰى حَتّٰى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ
   “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.” (QS. al-Baqarah[2]: 120).
   إِن يَثْقَفُوكُمْ يَكُونُوا لَكُمْ أَعْدَآءً وَيَبْسُطُوٓا إِلَيْكُمْ أَيْدِيَهُمْ وَأَلْسِنَتَهُم بِالسُّوٓءِ وَوَدُّوا لَوْ تَكْفُرُون
   “Jika mereka menangkap kamu, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu dan melepaskan tangan dan lidah mereka kepadamu dengan menyakiti(mu); dan mereka ingin supaya kamu (kembali) kafir.” (QS al-Mumtahanah [60]: 2).

April Mop = Kampanye Dusta
   Pada hari itu dibolehkan dan dibenarkan - menurut mereka - seseorang untuk berbohong dan menipu orang lain karena ini hanya sekedar permainan dan hiburan. Maka siapa saja yang menjadi korban April Mop tidak boleh marah, bahkan kebanyakan dari mereka yang menjadi korban April Mop kalau tahu ia telah dikerjain maka ia senang dan merasa ada sesuatu yang baru.
   Sungguh ini adalah salah satu makar orang kafir yang mereka sisipkan untuk melegalkan dan mengkampanyekan dusta ke alam dunia ini. Dan tidak lepas dari makar ini adalah sebagian kaum muslimin lebih-lebih lagi kawula muda di mana mereka juga ikut-ikutan dalam perayaan ini. Na’udzubillah min dzalika.

Dusta menurut penilaian Islam
   Dalam Islam, dusta telah diharamkan secara jelas dan tegas dimana tidak seorang pun dibolehkan untuk berdusta kepada orang lain, apalagi dijadikan sebagai perayaan untuk hiburan dan senda gurau. Allah berfirman:
يَأَيُّهَاالَّذِيْنَ ءَامَنُواْ اتَّقُواْ اللهَ وَكُونُواْ مَعَ الصَّدِقِينَ
   “Hai orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” (QS at-Taubah [9]: 119).

   Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَإِنَّ الكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الفُجُورِ, وَإِنَّ الفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ, وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يَكْتَبَ عِنْدَاللهِ كَذَّابً.
   “Dan sesungguhnya dusta itu menarik orang untuk berbuat jahat, sedang kejahatan menyeret ia ke neraka. Dan sesungguhnya jika ia berdusta maka akan ditulis di sisi Allah sebagai pendusta.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ: إِذَاحَدَّثَ كَذَبَ, وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ, وَإِذَا اُئْتُمِنَ خَانَ.
   “Tanda orang munafik ada tiga: jika ia berbicara maka ia dusta, jika ia berjanji maka ia akan mengingkari, dan jika ia diberi amanat maka ia akan berkhianat.” (HR al-Bukhari dan Muslim).

   Jika ada yang mengatakan, “Dusta yang kami lakukan hanya sekedar main-main dan nanti orang yang kami dustai akan diberi tahu dan ia tidak akan marah bahkan senang, apakah ini juga terlarang?” Maka jawabannya: Pertama, hukum asal dusta adalah haram selain apa yang dikecualikan oleh Allah dan Rasul-Nya. Kedua, dusta dalam rangka main-main kepada orang lain juga termasuk terlarang karena tidak ada senda gurau dalam masalah dosa dan maksiat.

Tabiat musuh Islam
   Tidak diragukan lagi, bagi yang memiliki akal sehat dan lurus bahwasannya yang namanya musuh pasti berusaha dengan daya serta upaya untuk menghancurkan lawannya sehancur-hancurnya atau minimalnya lawan mereka menjadi budak dan tunduk di bawah telapak kakinya atau sama seperti mereka/ mengikuti mereka. Dan hal ini dibenarkan oleh dalil-dalil syar’i yang ada dalam din (agama) ini; diantaranya dalam beberapa tempat di al-Qur’an yang menyebutkan tentang musuh Islam atau orang yang tidak senang kepada Islam dan umat ini. (Lihat surat al-Baqarah ayat 109, 120, 216, Ali ‘Imran ayat 118, an-Nisa’ ayat 89, dan al-Mumtahanah ayat 2). Hal ini telah dicatat oleh sejarah sejak zaman Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam yang telah membuat aneka ragam makar agar beliau wafat atau berpaling dari agama ini, demikian juga kepada para sahabatnya hingga tidak ada lagi dakwah ke jalan Islam.
   Ini merupakan kaidah atau prinsip yang harus dipahami dan diyakini bahwa musuh Islam, musuh Allah dan Rasul-Nya dan kaum muslimin tidak henti-hentinya ingin Islam dan kaum muslimin binasa ditelan masa. Dendam dan dengki tetap akan ada pada mereka sampai kaum muslimin hancur atau ikut mereka menjadi budak dan pengekor mereka.

Ciri khas muslim
   Dalam syari’at Islam ada istilah al-wala’ wal bara’ yang telah ditulis oleh para ulama Islam dan wajib dipahami oleh semua orang yang mengaku muslim karena al-wala’ wal bara’ merupakan tuntutan dari kalimat La ilaha illallah. Al-wala’ wal bara’ merupakan perkara yang sangat penting karena ia merupakan fondasi Islam dan iman. Yang mana ia adalah wujud ketulusan cinta kepada Allah, nabi-nabi-Nya, dan orang-orang yang beriman, dan kebencian terhadap perkara yang batil dan pelakunya. Apalagi zaman sekarang maka bab ini sangatlah penting. (Kata pengantar asy-Syaikh abdurrazzaq al-Afifi dalam kitab al-Wala’ wal Bara’ karya asy-Syaikh al-Qahthani).
   Al-Wala’ adalah kita menolong, mencintai, memuliakan Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang beriman. Adapun al-Bara’ adalah menjauhi, berlepas diri, dan memusuhi musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya. (Al-Wala’ wal Bara’, al-Qahthani hlm. 70).
   Demikianlah sifat orang yang beriman, hendaklah mereka benar-benar benci kepada orang-orang kafir dan penyayang dan cinta kepada sesama orang-orang beriman. (Tafsir Ibnu Katsir 7/360).

Renungan
   Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَتَرْكَبُنَّ سُنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شٍبْرًا بِشِبْرٍ وَ ذِرَاعًا بِذِرَاعٍ وَ بَاعًا بِبَاعٍ حَتَّى لَوْ أَنَّ أَحَدَهُمْ دَخَلَ جُحْرَ ضَبَّ دَخَلْتُمْ وَحَتَّى لَوْ أَنَّ أَحَدَهُمْ ضَاجَعَ أُمَّهُ بِالطَّرِيْقِ لَفَعَلْتُمْ
   “Sesungguhnya kalian akan menapaki jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, dan sedepa demi sedepa sehingga kalau saja mereka masuk ke lubang dhab tentu kalian juga ikut mereka masuk dan sehingga kalau ada di antara mereka yang mengumpuli ibunya di jalanan pasti kalian juga ikut-ikutan.” (HR at-Tirmidzi: 2181, ash-Shahihah 3/422 no. 1348).

   Dan riwayat lain (al-Bukhari: 3456 dan Muslim: 2669) para sahabat menanyakan apakah yang Nabi maksudkan orang Yahudi dan Nasrani, maka beliau menjawab, “Siapa lagi kalau bukan mereka”.
   Inilah faktanya yang kita temukan saat ini dimana sebagian kaum muslimin telah ikut-ikutan kepada musuh mereka sendiri yang ini berarti kaum muslimin telah masuk dalam jerat-jerat lawan mereka. Hal ini persis yang dikabarkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam sejak 14 abad yang silam. Wallahul Musta’an.

Penutup
   Demikian pembahasan seputar April Mop yang bisa digoreskan, semoga menambah ilmu yang bermanfaat yang dapat diamalkan dan dipetik sebagai kebaikan pada hari kiamat kelak. Aamiiin.


Oleh: Abu Luthfia Hafidhohullah

Sumber: Buletin dakwah Islam “Al-Furqon” tahun ke-9 volume 2 nomor 3.

Posting Komentar

0 Komentar